Tangannya masih tetap mengelus penisku, tapi sungguh, tangan itu tidak mampu membuat aku nikmat terus-menerus. Bokep Mulus tak bercela. Tapi sekarang penisku bisa bebas mengacung menunjuk langit. aku merabanya. Jadi ia terangsang. Menanyakan mengapa aku menghentikan itu.“Aku mau itu,” bisikku mendekat di telinganya, sambil menunjuk ke arah gundukan tempat vaginanya berada.Dia menggeleng. Tangan ibu itu masih mengelus pahaku. dari dulu memang aku tidak pernah suka keramaian dan kesesakan Jakarta. Aku menurut. Kali ini, dua kancing tepat di depan dada besar itu aku buka. Cukup tebal. Dan sangat empuk. Tanganku berhenti di situ. Kemudian mengelusnya. Aku akan melakukan dosa. Merasakan lipatan lain di dalam yang sangat basah. Aku menggeser-geserkan kakiku agar kaki anak itu tidak menekan celanaku. Paling tidak dengan jariku.“ga papa …” Ibu itu kini sedang sibuk memberikan makan kepada anaknya. Tangan ibu itu mulai duluan, menyusup di bawah sweater, mencari “adikku” yang mulai tegang lagi.