Dosen pembimbingku sedang memeriksa berkas ketika aku masuk ke dalam ruangan.Sore, Pak. Gue cabut dulu.Setelah berpamitan dengan Pak Darmawan dan Gilang, Bagas keluar ruangan dengan berkas yang tadi kutandatangani. Bokepindonesia Nggak mau kamu bilang? Kalo gue gak dapet keringanan, gue pinjem duit lo ya Nat.Kurang ajar emang lo.—
Aku berdiri di depan ruangan dosen pembimbingku. Bapaknya ada?Ada di dalam. Pak Darmawan membuka buku catatannya yang bersampul kulit. Karena aku termasuk orang yang hobi belanja dan jalan-jalan, seringkali uang jajanku habis dalam sekejap. Mending lo ngomong dulu sana sama dosbing lo kalo duit lo abis.Ah, benar juga, pikirku. Padahal aku sudah lama tidak bimbingan.Dosen pembimbingku bernama Pak Darmawan. Pak Darmawan masih juga memainkan lubang vaginaku yang sekarang sudah sangat banjir.Mmhhh masukin aja kontolnya. Aku sempat membaca sekilas isi perjanjian yang disodorkan padaku. Walaupun masih terhalang celana dalam, jari Pak Darmawan bisa dengan mudah memasuki lubang vaginaku tanpa hambatan yang berarti. Keenakan juga kan lu lonte.Iya Tuan, Tania emang lonte mmhhh. Gilang ikut-ikutan mengompori.Dengan menahan malu, aku mengangguk pelan lalu menundukkan kepala.Jawab yang sopan, goblok! Ngelelang tas Gucci lo gitu?Enak aja, ogah gue. Pak Darmawan menjelaskan. Pak Darmawan menaikkan daguku agar menatap ke arahnya. Pak Darmawan menutup kembali buku catatannya.