Ketika aku masuk ke rumah aku terkaget, rupanya mertuaku belum tidur. kamu bisa aja…”“Iya.. Bokepindonesia argh.. Sejak itulah aku jadi akrab dengan Mama Weni.Sampai di rumah setelah berpergian seharian dan setelah mandi, aku dan Mama nonton TV bersama-sama, dia mengenakan baju tidur modelnya baju handuk sedangkan aku hanya mengenakan kaus dan celana pendek. kalau tau dari 2 tahun lalu, mungkin Mamalah yang saya nikahi…”“Ah.. argh.. Keesokannya,
Sabtu Pagi ketika aku terbangun dan menuju ke kamar makan kulihat Mama Weni sudah mempersiapkan sarapan yang rupanya nasi goreng, makanan favoritku.“Selamat Pagi, Tom…”“Pagi… Ma, wah Mama tau aja masakan kesukaan saya.”“Kamu hari ini mau kemana Tom?”“Tidak kemana-mana, Ma… paling cuci mobil…”“Bisa antar Mama, Mama mau antar pesanan berlian.”“Ok.. arghh.. agggghhh.. puasin Mama dulu.. aakkkhh.. jadi agak telat…”“Nadia… pulangnya kapan?”“Ya… kira-kira hari Rabu, Ma… Oh.. Dia sedang menonton TV di ruang keluarga.“Eh, Mama.. Diusap-usapnya hingga batangku mulai mengeras dan celana pendekku mulai diturunkan sedikit, setelah itu tangannya mulai mengorek di balik celana dalamku sehingga tersentuhlah kepala batangku dengan tangannya yang lembut yang membuatku gelisah.Keringat kami mulai bercucuran, payudaranya sudah tidak terpegang lagi tanganku tapi mulutku sudah mulai menari-nari di payudaranya, putingnya kugigit, kuhisap dan kukenyot sehingga Mama Weni kelojotan, sementara batangku sudah dikocok oleh tangannya