Matanya dikerlingkan, bersamaan masuknya mobil lain di belakang angkot. Indonesia bokep Wanita muda itu sudah keluar sejak melempar celana pijit. Sekarang hitung penumpang angkot dan supir. Aku tahu di mana ruangannya. Ini gara-gara ibuku menyuruh pergi ke rumah Tante Wanti. Mobil bergerak pelan, aku masih melihat ke arahnya, untuk memastikan ke mana arah wanita yang berkeringat di lehernya itu. Jari tangan mulai dingin. Aku menikmati kelincahan lidah wanita setengah baya yang tahu di mana titik-titik yang harus dituju. Anggap saja tiap-tiap baju sama dengan jumlah kancing bajuku: Tujuh. Aku masih penasaran, ia seperti tanpa ekspresi. Ia tersenyum ramah. Sekali. Benarkan kesempatan itu lewat. “Ini..,” kutunjuk pangkal pahaku.“Besok saja Sayang..!” ujarnya.Ia hanya mengelus tanpa tenaga. Ada sekat-sekat, tidak tertutup sepenuhnya. Ya nggak apa-apa,” katanya menjawab telepon.“Siapa Mbak..?” kataku sambil menancapkan Junior amblas seluruhnya.“Si Nina, yang tadi. Di mana? Aku hanya ditinggali handuk kecil hangat. Ke bawah lagi: Tidak. Dari perut turun ke paha. Masak tidak ada yang bisa dibicarakan. Wanita muda itu sudah keluar sejak melempar celana pijit. Apa yang aku harus bilang, lho tadi kedip-kedipin mata, maksudnya apa? Ini gara-gara ibuku menyuruh pergi ke rumah Tante Wanti.
