Menekan dan menggerak-gerakkan kepalaku sekehendak hatinya.“Jhony, julurkan lidahmuu! Aku mendengus. Indonesia bokep Telapak kaki kirinya menginjak bahuku. Lalu Mbak Lia tiba-tiba membuka ke dua pahanya dan mendaratkan mulut dan hidungku di pangkal paha itu. Mbak Tia mengangguk. Bila sedang berada di ruang kerjanya, diam-diam aku pun sering memandang lekukan pinggulnya ketika ia bangkit mengambil file dari rak folder di belakangnya. Segitiga tipis yang hanya selebar kira-kira dua jari itu terlalu kecil untuk menyembunyikan semua bulu yang mengitari pangkal pahanya. Pesona yang membutuhkan sanjungan dan pujaan.“Periksalah, Jhony. Kadang-kadang lututnya agak sedikit terbuka sehingga aku berusaha untuk mengintip ujung pahanya. Terawat. Tiba-tiba saja Mbak Tia merapatkan kedua pahanya sambil menarik rambutku.“Nanti ada yang melihat bayangan kita dari balik kaca. Akhirnya aku bangkit menghampirinya, dan berlutut di depannya. Pose yang sangat memabukkan. Karena harus bernafas, aku tak mempunyai pilihan kecuali menghirup udara dari celah bibir kewanitaannya. Akibat kecupanku, Mbak Lia menurunkan paha kanan dari paha kirinya. Aku selalu duduk persis di depannya. Jangan ada setetes pun yang tersisa! Karena sangat dekat, walau tersembunyi, dengan jelas dapat kulihat bayangan bibir kewanitaannya. Ia tersenyum menatap hidungku yang telah licin dan basah.“Enak ‘kan?” sambungnya sambil membelai ujung hidungku.“Segar!” Mbak Lia tertawa kecil.“Kau pandai memanjakanku, Jhony.
