“Jangan.., Mas.., banyak orang..”
“Makanya.., kita cari tempat, ya..”
Sari berberes sementara aku menstart mobil. Kadang ditelusuri dari ujung ke pangkal, kadang berhenti agak lama di “leher”. Indonesia bokep Sari makin cepat. Ada beberapa bank, kantor pos dan kantin. “Lho.., kita ‘kan cari tempat..”, aku menginjak rem berhenti. Penisku mulai bangun membayangkan sebentar lagi aku bakal menggeluti tubuh mulus padat ini. Kadang bibirnya berperan sebagai “bibir” bawahnya, menjepit sambil naik-turun. “Maaf Mas, lain kali saya mau deh.., bener. Sampai di pertigaan jalan Panorama macet lagi. Aku jadi ragu. Tangannya memijit-mijit penisku (dari luar). Kubelokkan mobilku ke situ, mencari tempat parkir yang mojok dan gelap. “Sebentar lagi.., Sar..”.Kembali ia melahap. Tapi, peristiwa ini harusnya tak seorangpun boleh tahu. Pada hari yang telah disepakati, Sari akan menunggu di jalan “D” pukul 17.10. “Udah malem.., Mas.., Lain kali aja ya?”, Aku mulai jengkel. Kenakalanku makin meningkat. Sayangnya, aku harus membagi konsentrasiku ke jalan.Menjelang pertigaan Cihampelas Sari melepas jilatannya, bangkit melihat sekeliling. Entah kenapa Sari mau saja kuganggu. Lurus aja”. Dari kantor ke jalan “D” memang makan waktu 10 menit jalan kaki.Pukul lima seperempat aku sudah sampai di jalan D.
