Aku memandang punggung Lydia yang berjalan pelan ke arah kamar Voni. Tak sabar aku menunggu besok tiba, siapa tahu ternyata bisa mendapatkan lebih dari ini. Bokepindonesia Kulirik jam tanganku yang menunjukkan pukul 21.05 yang berarti aku telah menghabiskan waktu satu jam terjebak dalam arus lalu-lintas Jakarta yang begitu mengerikan.Setelah memarkir mobilku, bergegas aku menuju ke kamarku dan kemudian langsung menghempaskan tubuh penatku ke ranjang tanpa sempat lagi menutup pintu kamar. Kutatap BH hitamnya yang terlihat jelas dari balik kaos putih ketat yang membaluti tubuhnya yang agak bongsor itu sambil membayangkan dadanya yang juga montok itu. Kumainkan ujung lidahku pelan kedalam mulutnya untuk mencari lidahnya yang segera bertaut dan saling memutar ketika bertemu. Dengan satu tarikan saja terlepaslah penutup dadanya dan dua bukit putih mulus dengan pentil pink yang kecil segera terpampang indah didepanku. berarti sekarang udah terangsang dong”Agak terkejut juga aku mendengar pertanyaan itu.“Jangan-jangan dia lagi memancing gue nih..” pikirku dalam hati.“Emangnya loe nggak takut kalo gue terangsang sama elo?” tanyaku iseng.“Nggak, memangnya loe kalo terangsang sama gue juga berani ngapain?”“Gue cium loe ntar” kataku memberanikan diri.Tanpa kusangka dia melangkah dari sebelah kiri ke arah depanku sehingga berada di tengah-tengah kursi tempat aku duduk dengan meja komputerku.“Beneran berani cium gue?”
Grup Amatir Berhot Spg Cina
Related videos














