Aku sendiri hanya sedikit sekali kencingku. eh.. Bokepindonesia Kedua kaki Nita pun sudah tidak beraturan menendang kesana-kesini dan juga kedua tangannya menarik-narik seprei kasurku hingga terlepas dari kaitannya. “Simbok ini nggak punya rumah den, sombok cuma gelandangan”. ooh.. sama ndoromu ini..”. “Kenapa Mbok, inikan sudah malam, nggak apa-apa Mbok aku antar ya?”
Si mbok ini tidak menjawab pertanyaanku dan hanya menunduk lesu dan ketika dia mau menjawab, dari arah ujung trotoar mencul anak kecil sambil membawa bekicot. ahh.. Nitapun mulai menggelinjang dan mengangkat-angkat pantatnya. gimana udah belum ngebayanginya.. Ndoro..”. oohh.., Ndoro.., periih…, aahh.. geli ndoroo.. croot.. Aku sendiri hanya sedikit sekali kencingku. “Kenapa Mbok, nggak sungkan-sungkan, ini kan sudah malam, kasihan Nita Mbok..”. “Nduuk.. Sungguh pemandangan yang luar biasa. auuhh.. Nita kemudian aku ajak pipis ke toilet di kamar tidurku. ya gituu.. oohh.., ndoroo.., aahh.. “Nduuk.. karena udah pipis dimulut Ndoro..”
“Nita mau dihukum apa saja Ndoro.. ayo nanti Nita Ndoro kasih es krim.. Sekitar jam 1 malam setelah aku selesai nonton acara TV yang membosankan, aku menuju kekamar belakang untuk meneggok keadaan mereka. “Inggih Ndoro.. Nita mau lagi khan es krim..”
“Mau Ndoro..”.
