“Iya”Mulutku melongo, Pak Danial adalah hansip yang suka jaga malam di rumahku.“Ya sudah Pak, saya sudah nggak sabar nunggu besok”Pak Pardi tertawa dan menarik jembutku sehingga aku kaget, lalu Pak Pardi berjalan cepat mendahuluiku yang berusaha mengejarnya untuk balas dendam menarik jembutnya juga. “Nanti bapak kasih liat, bagaimana cara bapak maen sama Atin.”
“Maen..? Bokepindonesia Mm kalo boleh saya mau lihat kontol Pak Pardi, boleh nggak Pak?”Pak Pardi menghentikan langkahnya dan kemudian membalikkan badannya ke arah saya. Dia menengok dan sedikit kaget melihat aku sudah di dekatnya. Shh, ayo Mas Win buka aja, apa mau bapak bukain?”Akhirnya aku tahan juga dan segera membuka baju dan akhirnya celanaku hingga benar-benar bugil.“Wah sudah ngaceng ya Mas Win,” ujar Pak Pardi sambil tersenyum melihat keadaan kontolku. Pelernya tidak terlalu besar dan bulu-bulu jembutnya tumbuh lebat serta menyeruak kemana-mana, benar-benar kontol yang sempurna buatku.Dengan agak sedikit gemetar aku memegang batang kontol itu, terus terang ini pertama kalinya aku megang kontol orang dewasa. Hari itu ayah bilang padaku untuk memberikan amplop pada Pak Pardi, tukang kebun yang berusia 40-an, berambut keriting tingginya mungkin sekitar 160 cm-an dan berbadan kekar dengan kulit kecoklatan terbakar matahari.