ah.. Bokepindonesia Sinta membantu mengobati lukaku dengan peralatan P3K di mobilku.“Leo, kamu nggak apa-apa, kita ke rumah sakit ya,” sambung Diana.“Ah nggak usah kok cuma luka gores aja, nggak sampai kena tulang lagi, tinggal diobatin dan diperban sendiri aja, kalian tenang sajalah, harusnya gua yang terima kasih pada kalian, kalian sudah gua suruh kabur dulu tapi malahan nungguin, kalau gua kalah tadi gimana coba!”“Leo, kamu masih anggap Cici ini temanmu nggak sih, kamu pikir kita tega ninggalin kamu sendirian kayak gitu!” kata Diana dengan ketus dan menatap tajam ke arahku.“Udah Ci, lagi nyetir jangan marah-marah, Leo kan tadi kuatir keselamatan kita juga, uuhh.. kamu kok.. Kira-kira jam 9 malam, aku sedang membaca tabloid Bola, pintuku diketuk, ternyata yang datang Diana dan Sinta yang sudah memakai pakaian tidur.“Loh, ngapain kalian berdua ke sini malam-malam begini?”
tanyaku.“Kita cuma mau berterima kasih barusan itu, kamu tadi hebat banget deh Le, mirip Jet Lee aja aksinya,” puji Sinta dengan tersenyum.“Boleh kami masuk, ngobrol-ngobrol sebentar?” tanya Diana.Akhirnya kupersilakan mereka masuk juga mumpung belum ada yang lihat.“Gimana lukamu Le, sori banget ya demi kita kamu jadi gini, kalo nggak ada kamu nggak tau deh gimana nasib kami,” kata Sinta sambil memegangi lenganku yang sudah diperban.“Ah luka kecil,