Sial. Dadaku mulai berdegup lagi. Bokep indo Aq tertipu. Lalu ngomong apa? “Mbak Iin.., udah ada pasien tuh,” ujarnya dari ruang sebelah. Ke bawah: Tdk. Shit! Mungkin sapu tangan ini saja suatu kealpaan. Tdk akan hadir kesempatan ketiga. Kalau potong rambut ya masuk ke tukang pangkas di pasar. Aq bisa dapatkan ia, wanita setengah baya yg meleleh keringatnya di angkot karena kepanasan. Untung ada tissue yg tercecer, sehingga ada alasan buat Iin.Ia mengambil tissue itu, sambil mendengar kabar gembira dari wanita yg menunggu telepon. Jari tangan mulai dingin. Bagiku itu sudah jauh lebih nikmat daripada bercerita. “Si Anis, yg tadi. Hari itu memang masih pagi, baru pukul 11.00 siang, belum ada yg datang, baru aq saja. Bau tubuhnya tercium. Matanya dikerlingkan, bersamaan masuknya mobil lain di belakang angkot. Atau jangan-jangan ia juga disuruh ibunya bayar arisan. Tdk apalah hari ini tdk ketemu. Ayo cepat ia hampir selesai membersihkan belakang paha. Jakarta yang panas membuatku kegerahan di dalam angkot. Jangan dimasukkan dulu Sayang, aq belum siap. Tapi ia masih berjongkok di bawahku.“Yg ini atau yg itu..?” katanya menggoda, menunjuk Penisku.Darahku mendesir.
