Santi pun seperti sedang trance, terkadang dia meremas payudaranya sendiri, bahkan menarik-narik dan memilin putingnya. Bokepindonesia Dia sedikit mengejang ketika permukaan bibir licin nan sensitif itu bertemu dengan kepala penisku. Disudut ruangan ada meja dan bangku kecil yang didepannya tergantung sebuah kaca. Saat berjalan ke dalam, mataku masih sempat melirik 3 orang lagi yang sedang duduk di teras.Gadis pertama berkulit sawo matang, tubuhnya langsing berumur sekitar 20 an tahun, memakai kaus you can see berwarna putih dan di luarnya memakai kemeja bermotif kotak-kotak dengan kancing bagian atas dibiarkan terbuka. “Aku gemes banget ngeliatnya. Akibat ulahku itu terkadang dia sedikit mengerang namun tertahan. Santi pun tanggap dan segera mengulum kemaluanku. Aa’ tinggal pilih aja.” katanya dengan nada manja. Dia pun melemparkan senyuman kepadaku.Gadis yang ketiga, tubuhnya tidak terlalu gemuk namun padat berisi, memakai kaus tank top warna pink dan rok pendek bermotif bunga. Kulihat banyak sekali cairan bening yang melumuri batangku. Kali ini teriakannya tidak tertahan,”Aaaakkkhhhh…. Aku pun segera membelokkan mobil dan kuparkir tepat di depan rumah itu.Di terasnya kulihat sedang duduk 4 orang wanita dengan pakaian yang cukup sexy.
