Tomang mengangkat kaki kiriku ke atas tinggi-tinggi. Dia mendekati tubuhku yang sudah terbaring pasrah di atas ranjang, Wandi membuka kedua kakiku lebar-lebar sehingga vaginaku yang sangat bersih dan harum terlihat olehnya. Bokep Indonesia Aku tak mengindahkan panggilan Wandi dan pergi meninggalkannya. “Vi, mau gak jadi pacar gue?”, tanya Wandi. Wandi lebih mendekatkan dirinya lagi kepada diriku sehingga aku bisa merasakan hembusan nafasnya menerpa wajahku, dan dia langsung mendekatkan bibirnya ke bibirku yang tipis dan mungil. Spontan, aku terkejut dan lari keluar kamar mandi. Wandi letakkan kedua kakiku di bahunya dan dia langsung menaruh penisnya di depan bibir vaginaku yang masih tertutup rapat. Tanpa sadar aku memainkan lidahku juga dan membelit lidahnya sehingga kami seperti bermain di dalam rongga mulutku dengan lidah kami.Aku menutup mataku karena entah kenapa aku menikmati dicumbu oleh Wandi. Karena itulah, aku jadi cepat mencapai orgasme dan mengalirkan cairan dari dalam vaginaku ke wajah Mbah Centeng, dengan sigap dia menerima semua cairanku dengan mulutnya sampai tak bersisa, dan Mbah Centeng memasukkan lidahnya lagi ke dalam vaginaku untuk menjilati sisa-sisa cairanku yang menempel di dinding vaginaku.“mmmhhhh,,aahhhh”, desahku lembut menerima serangan lidah Mbah Centeng di dalam vaginaku.
