Iya, aku hampir lupa”.Kemudian aku segera keluar dan pulang dulu kerumah, menaruh mobil digarasi dan mandi. Bokepindonesia , aku segera menciumnya, Risya membalasnya dengan liar. Seperti tak sadar aku menghampiri Risya, kemudian dengan nakal kedua tanganku mencengkeram pantatnya dan meremasnya.“Uhh…” Risya agak kaget dan menggelinjang.“Maaf” kataku.“Gak papa mas, justru.. . Crup. Ingin rasanya kunikmati keindahan bibir kenikmatan Risya itu, tapi saat aku ingin melaksanakannya Risya menampikku.“Sudah, nanti saja, masih ada babak selanjutnya, sekarang ayo kita selesaikan babak pertama”.Risya duduk mengangkang diatas sofa. Aku merasa senang dengan topik pembicaraan ini, dan kuambil inisiatif,“Kalau begitu biar kubantu bawa belanjaannya” lalu kuambil keranjang belanja Risya.“Terima kasih, sudah selesai kok, aku mau bayar terus pulang” jawabnya.“Ooohh…mari kita sama-sama” ujarku.Segera saja kuambil inisiatif berjalan lebih dulu kekasir dan dengan sangat antusias membayar semua belanjaan Risya.“Haaa…Sudah bayar berapa nanti kuganti yaaa” kata Risya kaget.“Aaahh..Sedikit kok, gak papa sekali-kali aku bayarin susunya, siapa tahu dapat susunya yang minum, ha-ha-ha” balasku mulai bercanda yang sedikit menjurus.“Iiiihh. Gila kamu mas, kalau begini sebentar saja aku puas” jerit Risya keenakan.“Tak apa mbak, silahkan orgasme, kan masih ada babak selanjutnya” tantangku.Sekarang kutambah rangsangan dengan meremas dan memilin putting susunya yang besar.Ooohh.