Dia dengan lembut membelikan rambutku menatap wajahku. Saya merasa diri saya jatuh dalam takdir. Bokepindonesia Saya tidak sengaja melihat ke cermin lemari pakaian dan memperhatikan penampilan saya di kaca yang membuat saya terkesiap. Saya sedikit malu dan canggung (saya pikir Ferdy juga terlihat agak canggung). Saya merasa bahwa Ferdy selalu menatap saya di dapur selama saya membuat kopi.Saya kemudian bangkit dan duduk di sofa tempat saya duduk. Dan yang membuatku terpesona, jari-jariku dijilat dan dihisap. Sebagai seorang ibu yang memiliki anak, paha saya cukup penuh dengan sedikit lemak dan putih. Pada pandangan pertama, dia melirik lutut dan paha saya, yang sangat putih dan tidak pernah terkena sinar matahari (saya masih mengenakan pakaian muslim di luar rumah). Ferdy menatapku agak terdiam. Akhirnya, saya memutuskan untuk bermain sedikit dan melihat apa yang akan terjadi. Dan yang membuatku terpesona, jari-jariku dijilat dan dihisap. “Kak Win, eh, aku minta maaf, tapi aku tidak bisa menahan perasaan Kak, Win, jangan marah …” kata-kata baru saja lolos dari Ferdy. Bagian bawah bajuku kembali setengah paha dan aku yakin Ferdy bisa melihat pahaku terangkat (di atas kaki lainnya) untuk lebih dekat ke pantatku.Untuk memecah kesunyian, saya mencoba mencari percakapan.
