Kusno sedang tiduran di bawah pohon sambil berusaha berpikir apa langkah selanjutnya. Bokepindonesia Dan ia lebih banyak menghabiskan waktu di rumah dengan pembantunya. Kedua, Kusno bersembunyi di salah satu rumah penduduk desa, untuk ini besok menjadi tugas kita untuk memeriksa dan mengingatkan mereka. Dengan kecepatan luar biasa yang didasari oleh insting “membunuh atau dibunuh”, ia melesat sekuat tenaga untuk bagaimanapun caranya harus mencegah gadis ini keluar. “Am-ampun, maafkan aku, Mas,” kata Sandra dengan begitu memelas. “Baik. Hahahahaha.”
Kata-kata itu masih jelas terngiang di benaknya. Beberapa saat kemudian ia keluar dengan wajah segar. “Mungkin ada orang yang kebetulan lewat?”
“Oh, nggak mungkin Non. Si kumis semakin bernafsu. Setelah itu ia melanjutkan niatnya menyeret batang pohon itu dan didorongnya ke dalam sungai. Bahkan hampir setara dengan naluri hewan liar. Nanti juga hal ini akan hilang sendiri,” kata Bu Lusiani menasehati putrinya. Kusno berhasil mencegah dirinya kabur. Yang ada hanyalah puji-pujian terhadap dirinya. Sekarang waktunya keluar. “OK kamu coba dulu deh. Namun kini??? Mungkinkah gadis muda cantik dari keluarga konglomerat kaya menyembunyikan seorang napi kelas berat dengan tuduhan teroris dan makar di kamar tidurnya????
