“Jangan-jangan bukan manusia..”, pikirku. Bokep Kuraih tangan Lina, kurangkulkan ke leherku. Tarifnya lumayan tinggi meski masa itu belum jaman likuidasi. Lina terus menggelinjang, lenguhannya menambah semangat juangku, kedua jempolku membuka belahan pantatnya dan kuciumi dengan teratur dari paha menuju ke arah pantatnya lalu sampai ke duburnya dan kujilati duburnya.Lina mengerang beberapa kali, kualihkan tanganku ke vaginanya, kuelus-elus sambil menjilati lubang anusnya yang sangat bersih. Hari kemudian minta bantuanku untuk menemaninya. “Jangan-jangan bukan manusia..”, pikirku. “Ada yang lain lagi yang kau pikirkan..?”, tanyaku agak bergetar. Bibir Lina semakin hangat, kuraih pinggang Lina, kutarik sedikit ke bawah hingga rebah tanpa melepaskan pagutan kami. Tarifnya lumayan tinggi meski masa itu belum jaman likuidasi. Kemudian nampak seraut wajah cantik melongok kamarku.“306?”
“Masuk aja Mbak…”
Wanita cantik berumur sekitar 28 itu masuk. Telepon berdering, ternyata co-pil dari pesawat lain yang ternyata temanku, juga nge-RON (Rest Over Night) di tempat yang sama. Kusambut lagi dengan ciuman yang lebih menggelora. Tubuhnya indah sekali deh, pinggangnya ramping, kakinya indah.Sejenak aku tercekat, ada sedikit sesal jika membohongi manusia secantik ini ada juga remang di bagian belakang leherku.
