Mukanya yang sedikit hitam bertambah gelap. Otakku sudah tak mampu lagi membaca. Bokep “Benar. Kejantananku meronta di balik celanaku, yang saat itu belum terbiasa memakai underwear. Sepatu-sepatu terjatuh menimbulkan suara berisik. Untung sisanya telah mengering. Sedang disuruh mengobras kain, kata Bu Rochim. Jantungku berdebar kencang. Lama kupandangi selangkangan Kak Tina sampai dia mengubah posisinya. Rupanya, kalau Pak Rochim bekerja dan Bu Rochim ada acara Dharma Wanita, si Otong itu selalu datang.Dan akhirnya Kak Tina pun menikah, lalu berhenti kerja. Langsung saja kemaluanku membesar, meradang di balik celana seragamku. Karena dia tidak pernah menyinggung hal itu, aku biarkan saja.Sampai satu hari kudapati Kak Tina muntah-muntah di kamar mandi. Kejantananku meronta di balik celanaku, yang saat itu belum terbiasa memakai underwear. Bu Rochim mencemaskan keadaannya. Kak Tina! Yang kulihat di sana sungguh luar biasa, dan tak akan pernah kulupakan. Kak Tina membuka lebar pahanya. Telah memakai kain sarung. Kabar yang dibawanya dari dokter membuat seisi rumah tersentak. “Ya sudah, ganti pakaian dan makan.., Aku siapkan dulu”
Aku masuk kamar, lalu mengambil celanaku.