Erik masih menindihku dan mulai menciumi punggungku.“Hhhmm.. Erik pun menghela napas dan beristirahat sejenak, masih dalam rangkulan wanita itu. Bokep Maria. Aku tidak bisa.Erik pun membuka resleting celananya dan mengeluarkan ‘senjata’nya, kedua kaki wanita itu dipegang dengan tangan Erik dan Erik segera menancapkan ‘senjata’nya ke liang wanita yang sudah basah itu dengan sangat kasar. Sakit!! Kamu harus di hukum atas perbuatanmu barusan dan perbuatanmu 2 tahun yang lalu!!”Deg. Itu namaku. Erik bergeser ke sampingku. Kehadiran mereka membuatku setidaknya “lupa” akan kemalangan yang baru saja menimpaku. Tanpa sadar pipiku bersemu merah.Setelah pesta usai, Erik mengajakku istirahat di kamar hotel. pilihanku memang selalu tepat”, gumamnya. Kamu tidak harus memanggil aku ‘ayah’ atau sebutan lainnya, panggil saja aku Erik.”
Sambil mengalihkan pandangannya ke temannya, dia melanjutkan,”Nah.., ini adalah temanku, namanya Tomi.”
Akupun menyunggingkan senyuman ke arah Tomi yang membalasku dengan senyuman hangat.Aku sama sekali tidak percaya bahwa ternyata Erik tinggal sendirian di rumah megah seperti ini dan masih berusia 24 tahun saat itu. Tanpa sadar, pipiku sudah dibasahi oleh air mata. Aku pun hanya bisa tertawa, aku pun menetujuinya. Tubuhku masih bergetar. “Hmm..kamu menyukainya bukan? Ayo, aku temani kamu sampai kamu tertidur.