Aku memandang pinggulnya yang ditutup oleh celana pendek. Bola matanya seakan memohon kepadaku untuk segera memasuki tubuhnya.“Aku ingin bercinta denganmu, Santi”, bisikku pelan, sementara kepala kejantananku masih menempel di belahan liang kewanitaan Eksanti. Indonesia bokep Agar aku bisa melupakanmu”, kataku memohon. Aku hanya ingin memelukmu tanpa ada rasa takut, itu saja. “Aku juga pengin ketemu denganmu, Santi!”, jawabku berpura-pura. Dan kali ini dia benar-benar pasrah dalam pelukanku. Sebuah desiran hangat mengalir keras di dadaku, dan aku sungguh yakin Eksanti pun masih memiliki getar rasa yang sama denganku.Setelah agak lama kami terdiam, “Teman-teman kamarmu yang lain lagi pada kemana semua, Santi?”, dengan mata menatap sekeliling aku bertanya sekenaku, menanyakan keberadaan anak-anak kost yang lain. “Aku tadinya nggak mau kita masuk ke kamar ini, karena aku takut kita nggak bisa menahan keinginan untuk melakukannya lagi, Mas”, tambahnya memberikan pengarahan kepadaku. Gerakan naik turunku semakin cepat mengimbangi goyangan pinggul Eksanti yang semakin tidak terkendali.“Santii.. Mestinya aku tidak perlu memohon kepadanya karena saat itupun aku sudah membelai dan meremas-remas payudaranya. Aku akhirnya meminta ijin kepada Eksanti untuk mandi. Perutnya begitu datar. Jari tengahku mempermainkan klitorisnya yang mengeras terkena siraman air. Perlahan namun pasti, kepala kejantananku membelah liang kewanitaannya yang ternyata begitu kencang menjepit batang kejantananku.
