Aq bisa dapatkan ia, wanita setengah baya yg meleleh keringatnya di angkot karena kepanasan. Lalu ngomong apa? Bokepindonesia Sekenanya saja kubuka halaman majalah.Tunggu ya..! jendelanya jangan di buka lebar. Atau apalah? Lalu ngomong apa? Aq kira aq sudah terlambat untuk bisa satu angkot dengannya. Ya, seseorang toh dapat saja lupa pada sesuatu, juga pada sapu tangan. Kemudian menyerahkan celana pantai.Mbak Iin, pasien menunggu, katanya.Majalah lagi, ah tdk aq harus bicara padanya. Sudah 3 tahun, benda ini tak kurasakan Sayang. Paling tdk ada untungnya juga ibu menyuruh bayar arisan.Mbak Iin.., gumamku dalam hati.Perlu tdk ya kutegur? Dari perut turun ke paha. Dadaku tibatiba berdegupdegup.Bang, Bang kiri Bang..!Semua penumpang menoleh ke arahku. Kadangkadang ketimun. Ia menyentuhnya. Ah sial. Dadaku berguncang. Atau kesialan, karena ia masih mengangkat tabloid menutupi wajah? Jangan dimasukkan dulu Sayang, aq belum siap. Ke mana ia? Aq pun segan memulai cerita. Toket itu dari jarak yg cukup dekat jelas membayang. Aq tersetrum. Ia menikmati, tangannya mengocok Penis.Besar ya..? Pletak, pletok, sepatunya berbunyi memecah sunyi. Bayar arisan. Mobil melaju. Bau tubuh wanita setengah baya yg yg meleleh oleh keringat. Oh.., aq hanya dapat menunduk, melihat kakinya yg bergerak ke sana ke mari di ruangan sempit itu.
