Makin lama makin jelas. Bokepindonesia Ke mana ia? Hanya suara kebetan majalahyang kubuka cepat yang terdengar selebihnya musiklembut yang mengalun dari speaker yang ditanam dilangitlangit ruangan.Langkah sepatu hak tinggi terdengar, pletakpletokpletok. Aku masih di atas angkot.Perempuan paruh baya itu pun masih duduk di depanku.Masih menutupi diri dengan tabloid. Ia masih dingin tanpaekspresi. Betulkan, ia tidak akan datang begitu saja.Badannya berbalik lalu melangkah. Tapi masih terhalang kain celana. Baunya memang agak lain,tetapi mampu membuat seorang bujang menerawanghingga jauh ke alam yang belum pernah ia rasakan.Dik.., jangan dibuka lebar. Aku tertipu. Jangan dimasukkan dulu Sayang, aku belumsiap. Iatersenyum. Baru saja aku memasang ikatpinggang, Wien menghampiriku sambil berkata,Telepon aku ya..!Ia menyerahkan nomor telepon di atas kertas putih yangdisobek sekenanya. Dari jarak yang dekat ini hawa panastubuhnya terasa. Suara itu lagi.Suara yang kukenal, itu kan suara yang meminta akumenutup kaca angkot. ujar suara wanita muda yang kemarinmenuntunku menuju ruang pijat.Ya.Lalu aku menuju ruang yang kemarin. Jam berapa aku berangkat. Ia tepatberada di tengahtengah. Ada dipan kecilpanjangnya dua meter, lebarnya hanya muat tubuhkudan lebih sedikit. Aku masih mematung. Aku mengurungkan niatku. Dingin.Aku kegelian menikmati tangannya yang menari di ataskulit punggung. Dadaku berguncang. Apalagiyang dapat tertinggal? Aku pertegas bahwaaku mengendus kuatkuat aroma itu. Ia kerja di
Video Terkuat Telah Sempurna Di Sini
Related videos














