Kejantananku tiba-tiba juga ikut-ikutan ciut. Bokep Aku duduk di belakang, tempat favorit. Semua orang bebas masuk asal punya uang. Pletak, pletok, sepatunya berbunyi memecah sunyi. Atau jangan-jangan dia tidak masuk ke salon ini, hanya pura-pura masuk. “ Aku sudah tak tahan, ayo dong..! Aku menanti dengan debaran jantung yang membuncah-buncah. Aku hanya main dengan tangan. Lalu dia bangkit dan pergi secepatnya. Aku masih ingat sepatunya tadi di angkot. Lihat saja dia sudah separuh berlutut mengarah pada Kejantananku. Ah segar. Hidungnya tidak mancung tetapi juga tidak pesek. Jendela kubuka. Bergantdian Fera kini telentang.“ Pijit saya Mas..! Aku duduk di belakang, tempat favorit. Lalu dia bangkit dan pergi secepatnya. Mulutnya persis di depan Kejantananku hanya beberapa jari. Aku sejenak terdiam, dan bengong memperhatikan wanita setengah baya itu,
“ Eh dek, denger nggak sih, jendelanya tolong dirapetin sedikit.., ” katanya lagi. ”
Yes..! Ke mana dia ? Itu artinya dia tidak mau diganggu. ”
Lalu aku menuju ruang yang kemarin. Wanita muda itu mengikuti di belakang. Langkahku semangat lagi. Ah, Aku terlambat setengah jam. Ah masa bodo. Lihatlah dia tadi begitu teliti membenahi semua perlatannya. Aku tertipu. Tapi kakiku saja yang seperti memagari badannya.
