“Ya biasalah pak, kayak bapak gak pernah muda aja”. Bokepindonesia Santai sekali malem ini, kami makan dengan santai sembari guyon2 ngomongin aktivitas yang baru kita lakuin tadi dirumahnya. Kami mandi bersama kembali, kali ini bener2 mandi karena perut dah terasa laper. Dia bergerak lebih cepat dan melumat bibirku. Dia jawab lagi, naik taksi aja, nanti dia yang bayar. “Aah Din, kamu pinter banget bikin aku nikmat”, erangnya. “Din, no nok kamu peret banget”, katanya sambil terus menekan masuk kon tolnya pelan2. Karena lenguhanku dia makin bernapsu mengenjotkan kon tolnya. “Bapak sok tau ah”. Dina lemes banget deh”. jari-jarinya tambah nakal, menusuk lupak no nokku yang sudah berlendir dan mengocoknya. “Pak, Dina dah mau nyampe lagi pak, aduh pak, enak banget”, erangku. Dia seorang pengusaha, keluarganya tinggal dikota laen karena isterinya harus meneruskan usaha ayahnya yang telah meninggal dunia. “Pak, geli…”, lenguhku lagi.
