Mataku terus saja menikmati keindahan tubuhnya yang bagai patung perunggu Dewi Venus itu saat aku menelanjangi diri. Bokep Indonesia Waktu itu kami berjalan di pusat perbelanjaan Blok M dengan Rena bergelayut di lenganku. Aku menyertai dia berbaring miring di ranjang. Sekarang saya masih berurusan dengan polisi.”“Kamu sendiri bagaimana?”“Saya tidak apa-apa Om…. Apa yang aku makan, kamu juga ikut makan. Diam-diam aku suka padanya. Kedua tangannya dipanggulku. Kulumat lagi mulutnya. “Om bawa pakaianku”, bisiknya dalam pondonganku. Biar kepala sekolah kurangajar itu ketakutan.” Aku mengkertakkan gigi, geram.Tangis Ermita belum berhenti. Aku tak mau terperosok kedalam kerangkeng yang sama sekali tidak aku kehendaki. Akupun merayap naik di atas badannya. Kubuka, ada dua potong, keduanya kuletakkan ke piring dan kumasukkan ke microwave. Diam-diam aku suka padanya. Kamu mau jadi pacar Om?”, kucium matanya.“Mau.”“Apa yang dilakukan Andi di sofa? Kucabut sumbatnya dengan bor pencabut sumbat botol dan aroma harumpun keluar dari mulut botolnya. Nafsu birahinya meledak-ledak. Om juga kerja besok.”Tak seorangpun kami yang berbicara beberapa lama.“Om berkelahi dengan pacar Om yang cantik itu?”“Hmm iya, kok kamu begitu jahat ya?” Dia ketawa cekikikan. Sempurna.” Hirupan nafasku memang sudah panjang-pendek karena darah yang bergelora dan mengalir kencang. Irisan tomat dan kol mentah.
