But it’s true. Sari mengangguk geli sambil ngeloyor membuat kopi.Begitulah, sedikit bahasa kami saat di udara sana. Bokepindonesia Ana bercerita panjang lebar kepadaku di tempat tidur sambil kupeluk.Setelah selesai dan capek bercerita, kucium bibirnya. “Jam enam aja Mas telponnya”, bisiknya cepat. Dasar memang kisah nyata ini harus terjadi. “Ooo…”
“Ya udah, nanti aku yang telpon kamu.., Oke?”
“Iya Ias”
“Namamu siapa ?”, tanyaku sambil melirik kartu nama di dada kirinya. Dan kalau mau percaya, hal itu kulakukan karena aku sering melihat melalui ujung mataku, seorang dari kedua petugas check in itu selalu berusaha mencuri perhatianku. Desah dan erangan Ana tiba-tiba berhenti. Siang itu kelelahan benar-benar menyapaku. “Panggil aja Ana jangan pake Mbak, o iya coba tebak umurku berapa..”
“Engng.., dua lima”, kataku. Dasar memang kisah nyata ini harus terjadi. “Di rumah, aku gak pernah cerita sama dia”
“Kamu lima tahun lebih muda menurut mataku..”
Ana menggelayut manja, tak tampak lagi kepiluan di matanya, mungkin dia sudah tidak peduli, baginya aku adalah pacarnya yang masih hidup. Aku kini lebih siap, kutarik nafas dalam-dalam lalu “Sssyyyuuutt..”, seperti ada angin di dalam tubuhku ke arah penisku yang terasa kempot-kempot.Gila !, apalagi nih.., dan aku tak mampu bernapas, dadaku sesak, kandung kemihku serasa dibetot-betot.., dan di puncak kenikmatan ini air