Ada kelembutan yang memancar dari bola matanya yang menatap sendu.“Bayu.”“Hmmm….?…”“Tatap mataku,, Bay..”Aku menatap bola matanya.“Jilat cairan yg tersisa sampai bersih..”“Hmmm..” jawabku sambil mulai menjilati kemaluannya.“Jangan menunduk, Bay. Bu Lia menggelinjang serta kembali mengangkat pinggulnya. Indonesia bokep Tunjukkan bahwa kamu memuja ini.”Katanya sambil menyibakkan rambut-rambut ikal yang sebagian menutupi bibir kewanitaannya.“Jilat serta hisap dengan rakus. Masuk ke dalam, Bay,” katanya sambil menunjuk kolong mejanya.Aku terkesima. Blouse serta rok hitam yang agak menggantung sedikit di atas lutut merupakan pakaian favoritnya.Jika sedang berada di ruang kerjanya, diam-diam aku sering memandang lekukan pinggulnya ketika ia bangkit mengambil file dari rak folder yang terletak di belakangnya. Serta di situlah hidungku mendarat. Di depan mataku kini terpampang keindahan pahanya. Sebagai Accounting Manager, tentu selalu ada pembicaraan-pembicaraan ‘privacy’ yang lebih nyaman dilakukan di ruang kerjanya daripada di ruang rapat.Aku merasa beruntung jika dipanggil Bu Lia untuk membahas cash flow keuangan di sofa itu. Menawan. Betis juga tak kalah menarik karena terlihat putih dan terawat.Saat sedang asyik menatap kakinya, tiba-tiba aku dikejutkan oleh pertanyaan Bu Lia..“Bayu, aku merasa bahwa kamu sering melirik ke arah betisku. Tak lama kemudian, jari tangannya menengadahkan daguku. Sambil mengusap-usap rambutku, kaki kanannya diangkat membuat roknya semakin tersingkap hingga tertahan di atas pangkal paha.“Suka, Bay?”“Hmm..
