“Kamu gak papa?” tanyaku sekali lagi. Kumasuki kamar hotelnya dan kuletakkan di atas tempat tidurnya. Bokep Malam harinya, kami dibagi menjadi grup-grup kecil. Sepertinya aku pernah melihatnya di butik baru-baru iniRini berdiri membelakangiku, entah apa yang ada dipikirannya namun kami berada di tengah-tengah ruang pembuangan sampah Aku berjalan mendekatinya, kumendengar tangisannya. Mabuk sih mabuk, tapi bisa-bisanya ngehamilin cewe lain sebelum nikah,” kata Rini, dari kata-kata Rini bisa diambil kesimpulan kalau Rini masi virgin nih.Tangan kiriku yang tadi berada di pinggulnya ternyata didudukinya, tangan kananku menarik lengannya bersamaan dengan aku mendorong tubuh Rini. Rini berteriak namun tidak jelas terdengar apa bunyinya, aku memainkan pahanya. Rini tertawa melihatku, “kamu belum pernah punya pengalaman sama cewek ya?” tanyanya. Kami mengobrol cukup lama, Rini duduk di sampingku namun tubuhnya merebah di dadaku.“Kamu gak papa?” tanyaku lagi, memang rada konyol untuk menanyakan hal ini berulang-ulang. Disertai dengan sodokanku, kedua buah dadanya naik-turun, terkesan hampir lepas. Langsung tanpa berpikir apa-apa aku menghantam lagi vaginanya, kali ini ia berteriak sekencang-kencangnya namun aku tak peduli.
