“Saya ke kantor dulu ya, memberikan kaset rekaman dan hasil photoku. Aku keluarkan kartu persku, tergantung di leher. Bokep Sama saja kejadian waktu meliput demontrasi mahasiswa dulu. Aku cium kening Mikha terlebih dahulu, kemudian kedua matanya, hidungnya, kedua pipinya, lalu bibirnya. Dan usahaku ini berjalan dengan mulus. “Ngghh…, ngghh..”
Aku pegang batang kemaluanku sebelah tangan dan kemudian kurasakan muncratnya air maniku dengan kencang dan banyak sekali keluar dari batang kemaluanku. Atau sebuah ketololan. Aku lihat ke arah batang kemaluanku dan kemaluan Mikha, tampak olehku batang kemaluanku baru setengah terbenam kedalam kemaluannya. Aku arahkan mulutku ke lehernya, ke pundaknya, lalu turun ke buah dadanya yang indah, besar, montok, kencang, dengan puting yang memerah. “Aduh Mas Joe, suara apaan tuh?”
“Nggak apa-apa, sakit nggak?”
“Sedikit…”
“Tahan ya.., sebentar lagi masuk kok…”
Dan kurasakan lubang kemaluan Mikha sudah mulai basah dan agak hangat. “Emang mau?”. Politik? Aku cium kening Mikha terlebih dahulu, kemudian kedua matanya, hidungnya, kedua pipinya, lalu bibirnya. “sstt…, aahh…, Mas Joe, pelan-pelan ya masukkinnya, udah kerasa agak perih nih…”
Dan dengan perlahan tapi pasti kudesak terus batang kemaluanku ke dalam lubang kemaluan Mikha, aku berupaya untuk dengan sangat hati-hati sekali memasukkan batang kemaluanku ke lubang vaginanyana.
