Memeluk pinggangku sambil berkata perlahan,
“Kita harus berterima kasih pada pemilik tanah itu, ya Pak. Tanganku sudah menyentuh bulu kemaluannya yang terasa lebat sekali. Bokepindonesia Ibu Sela melotot waktu melihat batang kemaluanku yang sudah tidak tertutup apa-apa ini. Tidak ada sesuatu yang menyimpang. Tangan kananku mulai berusaha membuka jalan agar tangan kiriku bisa menyelusup ke dalam bajunya yang sangat tertutup dan bertangan panjang. Karena ucapannya itu mengisyaratkan bahwa dia juga mau ! Entah kenapa, rasanya persetubuhanku kali ini terasa fantastis sekali. Karena kami berada di depan kebun yang mirip hutan. “I…iya Pak….bi…bi…biar nikmat….”, sahutnya sambil mempergencar pula ayunan pinggulnya, meliuk-liuk cepat dan membuat batang kemaluanku seperti dipelintir oleh dinding lubang kemaluan wanita yang licin dan hangat itu. Dengan mudah kudapatkan hotel kecil di luar kota, sesuai dengan keinginan Ibu Sela, karena kalau di dalam kota bisa kepergok oleh orang-orang yang kami kenal. Tapi lumayan, kamar mandinya pakai shower air panas. “Ooooh… oooh… hhmmm… aaahhhhh… oooh… aaaaah… aduuuh Paaak… enak Pak… duuuuh… mmmmhhhhh… saya mau keluar lagi nih Paaak…”.