Kenakalanku makin meningkat. Lepas dari kemacetan tiba-tiba Sari memberi tawaran yang nikmat. Bokepindonesia Entah kenapa Sari mau saja kuganggu. Kadang bibirnya berperan sebagai “bibir” bawahnya, menjepit sambil naik-turun. Aku jadi punya niat mengganggunya (dan tentu saja ingin menyetubuhinya) setelah tahu bahwa Sari ternyata genit dan omongannya “nyrempet-nyrempet”. Seorang sudah berkeluarga, satu lagi single, 22 tahun, lumayan cantik, putih dan mulus, mungil, sebut saja Sari namanya.Awalnya, aku tak ada niat “mengganggu” Sari, aku ke toko ini karena memang butuh makanan kecil dan rokok. Masih genit dan sedikit manja. “Lho.., kita ‘kan cari tempat..”, aku menginjak rem berhenti. Aku melayang. Sengaja kupilih tempat yang gelap. Dia rupanya sudah tidak bekerja di toko koperasi itu lagi, sekarang kerja di Bagian Administrasi di sebuah Guest House. “Sampai di mana nih?”, tanyanya terengah. “Lho.., kita ‘kan cari tempat..”, aku menginjak rem berhenti. Tangan Sari kuraih kuletakkan di selangkanganku, lalu tanganku kembali ke susu segarnya. “Gila..! Aku kembali menuju Bandung. “Mau ngapain?”. Gelap dan sepi. “Lho.., kita ‘kan cari tempat..”, aku menginjak rem berhenti.
