“Ooghhh.. Creett.. Bokep Gak bakalan sampai keterusan” Jawabku menenangkan hatinya. Belum lagi mengingat resiko penyakit menular seksual yang sekarang bermacam-macam jenisnya. Lalu tanganku berpindah membelai pipinya, Pelan-pelan tanganku kuturunkan ke bibirnya, dia juga diam tak bereaksi. Dan meminta izin apakah aku bisa meneleponnya di kantor. Ahh.. Sshhhh..”
Aku lalu melihat dia mengejang dan kakinya merapat. Aku menawari kepada Vero untuk makan dikamar agar lebih nyaman dan bisa sambil ngobrol. Namun dia menggenggan tanganku bermaksud melarang aku untuk meneruskan perbuatanku. Crekk.. Selama film diputar, aku berusaha untuk menciumnya. Aku bilang dia harus berusaha melepaskan diri dari pria beristri ini. Singkat cerita, kamipun selalu berhubungan melalui telepon. “Ahh.. Aku mengocok semakin keras. Lalu kami terus terlelap hingga keesokan pagi. Dia merintih lagi. Aku bilang dia harus berusaha melepaskan diri dari pria beristri ini. Aku lalu berpikir untuk menyetubuhinya sekali lagi. Ooohhh..” Jeritnya. Ahh.. Dia bilang nanti aja, setelah selesai makan. Masuklah dengan sukses kontolku kedalam lubang kenikmatan miliknya. Aku harus agak sabar memang. Sshh..” Vero memegang kepalaku. Namaku Darwin (32 thn). Kulihat Vero menatap diriku yang bugil dan agak kaget melihat kontolku yang sudah menegang dan siap menyerang. Ku tatap belahan selangkangannya yang juga masih ditutupi celana yang senada dengan kemejanya.