Beberapa saat kemudian aku mulai menggeliat-geliat, kedua kaki kulingkarkan ke pinggangnya, tubuhku mulai mengejang, bahkan pantatku sampai terangkat. “Ya bisalah, saling berbagi ma Nina kan”. Bokep jilbab “Terusin ma si bapak ya, katanya pengen nikmat”, katanya lagi sambil bangkit dari ranjang, sementara aku masi terkapar di ranjang. NIkmat gak Sin”. Pentilku tegak berdiri karena aku sudah sangat terangsang. “Kamu kesepian ya, ketempatku aja, ntar ikutan demo”. “Paaak… maju-mundurnya barengan, ya…..”, ajakku. Nia makin agresif mengelus badanku.Aku malah diciumnya di bibir dengan penuh nafsu. “Ya pak, pa kabar, kok bisanya ada dimari”. “Pak, sabunan dulu, ya”, tanpa melepaskan kontolnya dari memekku, kami saling menyabuni tubuh kami, khususnya di bagian-bagian yang peka-rangsangan. Nina sudah tidak sabar lagi, ia mulai melepas rok mini beserta cd yang aku pake.Kini kami berdua sama-sama telanjang bulat, kami mulai bergumul di atas ranjang, berguling-guling ke sana kemari. Kupakai pakeanku, kukecup lagi kedua pipi dan bibirnya, segera aku lari menuju kamar mandi, membersihkan pejunya yang masih menetes dari lubang memekku yang agak bonyok. rambut kusisir rapi lalu aku keluar kamar.Nina gak kliatan, aku gak tau dia dimana, ya udah aku balik aja kerumahku dengan penuh rasa nikmat.
