Pembicaraanku dengan Fariz, bagaimana aku bersandar john manja di bahunya. Ibu waktu itu sudah hampir nekat. Bokepindonesia Mungkin karena suamiku sendiri merasa belum siap. Yang penting kami hanya harus menentukan kapan bisa berangkat john meraih satu for every satu impian yang kami gantung di wall Fb itu. “
“Tanyakan pada hatimu nak. My oh my… ibu memang paling mengerti diriku. Kamu hanya butuh keyakinan bulat untuk melakukannya… ” jawaban ibu membuatku tenang namun juga membuatku berpikir. Kubaca terlebih dahulu profilnya. Namun entah mengapa hatiku terasa hampa dan aku merasakan hambar. Aku terdiam john oxygen mata membasahi pipiku. Ia begitu bersemangat. My oh my… ibu memang paling mengerti diriku. ” kata Fariz enteng. “Apa yang harus kulakukan sekarang bu? Ceritanya kurang lebih sama denganku. Tetapi karena beliau teguh memegang komitmen, beliau berlutut memohon maaf pada ayah. Dia tidak akan marah? Ibu juga tidak gusar. Ibu juga tidak gusar. Aku tidak mencintai suamiku, tetapi aku mencintai orang lain. Aku terdiam john oxygen mata membasahi pipiku.
