Kembali meremasi buah dada Larsih.Larsih sedikit merana karena lepasnya bibir Mas Diran tetapi dia tidak protes. Bokep jilbab Secangkir kopi dan sepiring pisang goreng telah melengkapi kegiatan makan malam mereka. Tangan itu melepaskan vagina Larsih yang telah membasah. Dia merasakan betapa air maninya mengaliri dan merambati otot-ototnya menuju pintu akhir untuk tumpah. Dan saat penis Mas Diran mulai memompa dengan ritmis dan tempo yang semakin sering, kedua orang itu saling memperdengarkan desahan dan nafas-nafasnya yang memburu.Dan saat pompaan semakin sering dan cepat yang mengakibatkan meja makan Larsih berderit-derit, serta dinding penuh syahwat pembatas kamar mereka berderak-derak, mulut Larsih dan Mas Diran memperdengarkan suara konser desah dan rintih penuh irama. Dialog yang menembus dinding antara Larsih dan Mas Diranpun dimulai.“Dik Larsiihh.., Mas kangen banget nihh..,”
“Mana pipi indahmu?? Dan akhirnya memang Larsih tahu. Pantatnya semakin kuat dan cepat maju mundurnya.Ah.. Semua kata-kata vulgar tumpah berserakan mengalir dari kedua mulut yang asyik masyuk itu.Saat Mas Diran merasakan betapa air maninya tak mungkin bisa terbendung, dan kini tengah merambati saraf-saraf disekitar kemaluannya untuk muncrat, dia menengadahkan wajahnya ke langit-langit. Dan ucapan-ucapan mereka dengan cepat berkembang semakin bebas, semakin panas serta semakin vulgar. Pasangan Larsih dan Tono serta para tetangganya itu tinggal di deretan petak-petak rumah