“Ray, kapan aku bisa mengalahkanmu?” Jay tersenyum pahit. Bokep indo aku mau keluar..”
“Di dalam, Ray..”
“Jangan!”
Chie mempererat rangkulan kaki-kakinya di pinggulku, mengangkat pinggulnya dan menekannya kuat-kuat, batang kemaluanku sekejap nyeri merasakan tekanan itu, dan tanpa bisa kutahan lagi, kepalaku terangkat dan spermaku tersembur keluar. Jay bangkit berdiri dan menghampiriku. Kugigit bibirnya, merasakan kepalanya yang terangkat dan cengkeraman kuku-kukunya di kulit punggungku. “Aku akan berangkat ke Australia akhir Oktober.”
Aku terenyak, mengangkat tubuhku dan menatap matanya bertanya-tanya. Yang lebih suka minum es dengan murahan daripada minuman-minuman mahal yang tersedia di kafe-kafe. “Hihihi, ada Ray.” Chie mencondongkan kepalanya ke depan dari balik pagar dengan sikap manja. Aku hanya tertawa saat kepalannya menyentuh lenganku. Aku sedikit terguncang. Baru kali ini aku menyemburkan spermaku di dalam liang kemaluan seorang gadis. Kulepaskan kerah bajunya. “Ray…” kudengar gadis itu meratap terisak dalam dekapanku. Menghentikan lumatan bibirnya, menjatuhkan kepalanya di dadaku. “Hanya maaf?” Jay tertawa. Aku bangga, karena suaminya adalah seorang bule yang benar-benar bule, yang “open minded”. Chie mendekap mulutku dengan bibirnya, menjatuhkanku di samping tempat tidur. Aku bangga, karena suaminya adalah seorang bule yang benar-benar bule, yang “open minded”. Si pemburu gadis-gadis perawan. Aku tahu itu, aku bukan seorang bodoh. “Maaf, Ray.”
“Hanya maaf?” Gertakku sambil mengguncang kerah bajunya.