Ibu Tunggal Menuntut Hak Lebih Besar

Tapi sekarang kondisi yg aku hadapi begitu berbeda. Bokep terbaru Tapi Diah menutup pahanya dan aku hanya bisa memperhatikan dua bongkah pantat yg mulus dan menantang. Kami mempersilakan dia duduk di depan, di samping Peter yg menyetir mobil. Aku mulai menghitung satu, dua, tiga… setaknya ada 13 wanita yg cakepnya selangit.“Cakep ya?” tanya si Hendi.“Kalau ente mau disini juga ada wanita yg langsung bisa dipakai, harganya 250 ribu berikut kamarnya,”seperti germo saja itu anak.“Nggak mau ah…” jawab aku.Aku memang tak suka membayar untuk urusan bercinta, bukannya pelit tapi aku tak mau bercinta dengan sembarang perempuan. Dengan cepat otak dan mata aku bekerja.Kemudian aku melambaikan tangan aku ke seorang perempuan yg bernama Dian. Kalau datang-datang terus kalian tanya perawan atau tak ya siap-siap digampar.Habis itu kami sepakat untuk masuk kembali ke ruangan karaoke. Asyik juga.“silakan duduk,” kata seorang tante dengan dandanannya yg menor.Aku menebak ini pasti germonya yg biasa dipanggil Mami.“Mau pesan berapa wanita?” tanya si Mami.“Pesan…” pikir aku, seperti barang saja.“Tolong panggilin 8 orang wanita dong!” jawab si Peter dengan bahasa yg lebih halus.