Kepalaku berdentum-dentum. Bokep mom Sangat pelan. Aku suka sekali renda, terutama apabila renda itu ada di tempat yang tepat. iya, seperti layaknya pacar saja. Aku kembali menggesekkan kakiku, menunggu responsnya. Tatapan itu ….“Makasih ….,” hanya itu yang terlontar dari mulutku. Sejuk. Aku mengangkat tanganku, membersihkannya.Kami berdua terpejam.Pagi menjelang. Dan tangan itu menemukan sasarannya. Tapi bukan itu alasannya. dan sangat basah. Hari berangsur gelap.“Pengumuman, bapak ibu. Sangat pelan. Isi bus kembali ramai. Kali ini pelan-pelan. tetap mereka tertidur nyenyak, padahal AC mati.Aku memandang “partner”ku. Kami berdua tidak terpuaskan. Mungkin cupnya cuma setengah. Aku jengkel banget.Hujan mulai turun. Aku segera menutup mataku, pura-pura tidur. Jari tengahku kemudian mengelus lipatan basah itu. aku membuka mataku. Tapi ngapain naik bis ya? Aku merasa berterimakasih padanya.“Oiya, monggo monggo,” sahutku.Mereka turun dari bus. hmmm. Dia berulangkali menggerakkan tubuhnya, seolah menikmati betul elusan tanganku di pahanya. Dia masih terus mengelus pahaku. Dengan susah payah. Hari berangsur gelap.“Pengumuman, bapak ibu. ada orang mau ke toilet. Kepotong deh. Dia berhenti mengelus penisku, membungkukkan sedikit badannya, dan kemudian berusaha melepas kait BHnya di belakang. Aku gemetar. Sialan.
