Makanya Nyonya jadi kesengsem begitu melihat penampilanku, setelah tiga bulan lamanya bekerja jadi sopir dan pengawal pribadinya.Aku bisa berkata begitu karena bukan cuma jadi sopir dan pengawal saja. Bokep china Saya tidak mengharapkan imbalan”, kataku tetap menolak. Dan entah mendapat pertolongan dari mana, aku menemukan juga penyakitnya. “Eh, iya. Padahal aku sendiri perlu dikasihani. Tapi tampaknya semua pembantu di rumah ini sudah tidak asing lagi. Semula aku ragu dan hampir tidak percaya, karena langsung disuruh masuk ke dalam kamarnya. Tapi aku malah menolaknya.Wanita yang kuperkirakan berusia sekitar tiga puluh delapan tahun itu memandangiku dengan kening berkerut. Dan tidak sepeserpun uang yang diberikannya itu aku gunakan. Karena Nyonya Wulandari sedang sibuk dengan suaminya. Bagaimanapun aku lelaki normal. Meskipun kondisi tubuhku dijaga, dan menu makanankupun terjamin gizinya, tapi batinku semakin tersiksa. mengurus rumah sebesar ini, tidak mungkin bisa dikerjakan oleh satu orang. “Kenapa? Bahkan jari-jari kukunya yang tajam dan runcing mulai mengkoyak kulit punggungku. Ahh.., Cepetan dong, aku sudah nggak tahan nih..”, desah Nyonya Wulandari dengan suara rintihannya yang tertahan.Nyonya Wulandari menjepit pinggangku dengan sepasang pahanya yang putih dan mulus.
