Akhirnya Yeyen mulai membuka risleting Mas Zani, pertamanya pelan sekali, namun tiba-tiba “wrett” ditarik dengan cepat sekali sehingga Mas Zani kaget, matanya terbuka sebentar, lalu tersenyum dan merem kembali, sedangkan kedua tangannya mengelus-elus rambut Yeyen. Terus terang saja Mas Zani kaget, “Heh! Bokep Indonesia “Iya dong.., tidak Papa, nemenin Yeyen nich..” jawabnya enteng. Ternyata Lenny ini masih SMU kelas 2. Setelah pintu kukunci, aku cuma bersandar saja di pintu dengan perasaan gembira. “Ahh.., Zan.., Ahh.., Zan.., Enak Zan..”, desahan Yeyen semakin keras saja karena merasa nikmat, seakan tidak peduli kalau terdengar orang di luar. Karena aku sangat terangsang, aku mulai meraba-raba diriku sendiri. “Tidak pa-pa kok, ntar kita bisa pinjam celana renang di sana..”. Setelah segar, aku hampir tidak percaya waktu keluar ternyata mereka masih saja bermesraan bersetubuh. Akhirnya Mas Zani melepaskan celana dalam Yeyen dan langsung menciumi kemaluannya dengan ganas sekali. Di luar, aku duduk-duduk saja di ruang tamu sambil ngobrol dengan Lenny dan teman-temannya yang kebetulan ciban semua. Hari itu biasa saja, tidak ada something spesial yang terjadi. Mas Zani dan Yeyen tersenyum geli pertama kali melihatku, mungkin mereka menganggap tingkahku di dalam kamar tadi lucu, lalu Mas Zani bertanya.
