Aku mengangkat tubuhku. Dari bibirnya kurayapi pipi, telinga, leher dan mulai menuruni dadanya yang terbuka. Bokep jepang Gimana? Dan gelas-gelas minuman itu sama sekali terlupakan. Rambutnya hitam legam, lebat panjang sampai hampir menyentuh pinggulnya, dibiarkan tergerai. Penyampaian Ibu Sherliana tepat waktunya. Tanpa membuang waktu, segera mulutku mencari bibirnya. Kalaupun di rumah dan bersetubuh dgnnya, Ibu Mey tidak pernah puas. Setelah sekian lama tak pernah orgasme dan sekian sering harus puasa sex, kini ia sungguh membutuhkan seorang lelaki jantan di ranjangnya. Jeritannya tersekat dibahuku. Kan udah lama puasa. Selalu ejakulasi dini. Hihihihii..” “Siap deh, Bu”, sahutku. Soalnya Ibu udah lama puasa nih. “Udara agak dingin, biar badanku menjadi panas. Aku tersenyum penuh kemenangan. Kan udah lama puasa. Bisa?” “Untuk Ibu aku selalu bersedia “, sahutku nakal. Bukankah ia juga yang memperkenalkanku kepada Ibu Nina? “Nah, mana komisinya”, kata Bu Sherlly. Ia memandangku dan tersenyum manis sambil membelai-belai wajahku. Ia mendekatiku dgn gerakan nan gemulai, meggairahkan kelelakianku. Pahanya sudah membuka lebar, dgn bibir kemaluannya yang merekah siap menerima diriku. Kugerakkan perlahan-lahan ke atas. Sekali lagi ia menjerit-jerit nikmat karena sensasi sex.Mendengar erangan dan melihat geliat tubuhnya itu, nafsuku justru semakin menggila.
