Menjilatinya lagi. Sprei basah sudah tdk terpikirkan, tdk masalah. Bokep china Penis itu berdenyut-denyut di mulutku, mengeras, membesar. Karena itu… jadilah kekasihku. Menurunkan tubuh, sekali lagi batang itu menghujam vaginaku yg licin basah setelah orgasme tadi. Hatiku makin muram…Setelah membereskan kamar, aku mulai membersihkan rumah. Aku tdk ingin menjadi tuan. Membersihkan air mani Kak Edo di sana sini. Vaginaku yg licin terpampang di hadapannya. Terpancar. Lelaki gagah ini sekali lagi mencabut penisnya, lendir meleleh dari lubang vaginaku yg membesar, mengalir di sepanjang pantat dan paha, menetes ke atas ranjang. “Saya tetap saja begini, tuan. Terpancar. Memenuhi liang. Saya sudah bahagia bisa begini. Menghisap kelentitku. Menancap.“Tuan… ayo… puaskan dirimu…” aku ingin Kak Edo menikmatiku.Aku mengeraskan otot di sekitar vaginaku, berusaha mencengkram penis itu.Tuanku menjadi semakin cepat, lendir basah membuat vaginaku licin dan batang lelaki itu bagaikan belut yg masuk dan keluar liangnya. “Saya mau melayani… Mungkin…. Terasa enak ketika lidahku menyapu di sepanjang batang yg indah ini. Terasa enak ketika lidahku menyapu di sepanjang batang yg indah ini. Untuk… tuan. Mengambil hatiku. Aku terus duduk di lantai, di sisi ranjang. Selesai semua pekerjaan, aku melihat Kak Edo baru saja menyelesaikan makannya.“Minum kopi?” tanyaku.Bapak biasa minum kopi di sore hari begini, kalau ada
