Itu karena aku amat selektif memilih pacar… enggak mau salah pilih kayak yang terakhir kali.Di sekolah aku punya teman akrab namanya Stella. Agam menyodok lagi, kali ini penisnya sudah sepenuhnya masuk, aku mulai terbiasa, dan ia pun langsung menggenjot dan menyodok-nyodok. Bokep Tanpa menunggu jawaban, Agam memeluk pinggangku, aku kaget, namun sebelum protes, tangan Feri sudah menempel di pahaku yang terbungkus celana selutut, sementara pelukan Agam membuatku mau tak mau berbaring di dadanya yang bidang.Teriakan protes dan penolakanku tenggelam di tengah-tengah sorakan yang lain. Aku mengenalinya sebagai suara Feri.“Gue boleh masuk, ya?” tanya Stella sambil melangkah masuk sedikit.“Boleh doooong!!” terdengar koor kompak anak cowok dari dalam. Gue milik luu… aakhh…!!”“Iya sayyyaangg… gue entot lu sampe puasss…” sahut Ben sambil mencengkeram pantatku dan mempercepat goyangan penisnya. Entah siapa yang mulai, banyak yang menyindir Stella.“Stell… nggak takut digrepe-grepe lu di atas sana?” tanya Adi bercanda.“Siapa berani, ha?” tantang Stella bercanda juga. Aku tersenyum bangga, namun tidak lama, karena aku langsung menjerit kecil saat kurasakan sapuan lidah di bibir vaginaku. Apalagi pundak Feri mulai ditempelkan ke pundakku, dan entah sengaja atau tidak, tangan Agam menyilang di balik punggungku, seolah hendak merangkul. Aku hanya bisa terdiam dan meringis nikmat saat dada bidang itu mendekapku
