Wanita yang kuperkirakan berusia sekitar tiga puluh delapan tahun itu memandangiku dengan kening berkerut. Indonesia bokep Pagi, siang sore dan kapan saja kalau dia menginginkan, aku tidak boleh menolak. Padahal aku sendiri perlu dikasihani. “Maaf, kelihatannya kamu dan kampung..?” ujarnya bernada bertanya ingin memastikan. Kulihat Bi Minah ada di sana, seperti sengaja menunggu. Nyonya Wulandari malah tersenyum dan mencium pipi suaminya yang kendur dan berkeriput. Aku bisa berkata begitu karena bukan cuma jadi sopir dan pengawal saja. Bakkan kini aku sudah punya istri yang cantik dan seorang anak yang lucu. Aku diberi sebuah kamar, lengkap dengan tempat tidur, lemari pakaian dan meja serta satu kursi. Dia menggigiti dada serta bahuku. Apalagi setelah beberapa hari aku bekerja di rumah ini aku sudah bisa mengetahui kalau majikanku, Nyonya Wulandari selalu sibuk dan jarang berada di rumah. Tapi aku belum ingin membawanya terbang ke surga dunia yang bergelimang kehangatan dan kenikmatan itu. Kulihat Bi Minah ada di sana, seperti sengaja menunggu. Dia ingin meminta bantuan, Tapi orang-orang yang berlalu lalang dan melewatinya tidak ada yang peduli. “Terus, tujuannya mau kemana?” tanyanya lagi.
