Sari menarik perhatianku karena paha mulusnya “diobral”. Sayangnya, aku harus membagi konsentrasiku ke jalan.Menjelang pertigaan Cihampelas Sari melepas jilatannya, bangkit melihat sekeliling. Bokep “Bu Maya cuma mau nebeng sampai halte”, kata Sari seolah mengetahui kekhawatiranku. Kutarik kepala Sari begitu ia membungkuk akan merapikan celanaku. “Yuk.., Mas.., turun”. “Mau dicium..?”. Mau ngapain di Lembang? Tangannya memijit-mijit penisku (dari luar). Okelah, nanti cari akal mencuri waktu. Lepas dari kemacetan tiba-tiba Sari memberi tawaran yang nikmat. Matakupun jelalatan memperhatikan sekeliling. “Tenang aja Mas.., rahasia dijamin, ya Sari”, kata Bu Maya sambil mengedip penuh arti.Setelah menurunkan Bu Maya di halte, aku langsung mengarah ke Setia Budi. Sampai ketika ujung jariku mulai masuk ke “pintu” vaginanya, Sari berontak, bangkit, lagi-lagi men-cek keadaan. Sari cepat-cepat mengancingkan kemejanya, kutangnya belum sempat dibereskan. Segera kurebahkan jok Sari sampai rata, kuserbu bibirnya. Segera kurebahkan jok Sari sampai rata, kuserbu bibirnya. Toh tidak akan kelihatan. Tangan Sari kuraih kuletakkan di selangkanganku, lalu tanganku kembali ke susu segarnya. Aku mengalah, toh masih banyak kesempatan.
