“Ahhhhh …. Bokep Aku sudah memperlakukan Pak Kusrin seperti seorang suami. Aku sempat bingung ketika Pak Jono bilang terima kasih kepadaku. “Tenang Pak. Aku menggoyang pinggulku untuk mengimbangi genkotan Pak Kusrin. Aku tersentak. Pada bulan ke-enam, kami sudah tidak punya apa-apa lagi yang dapat kami jual, sementara rumah dan lading sudah diagunkan Abah ke bank untuk mendapatkan kredit sehingga tidak mungkin kami menjualnya. Malu juga rasanya ditonton orang, walau hanya cuma beberapa kepala saja.kotol Pak Kusrin sudah begitu tegang dan keras. “Ahhhhh …. Sebulan yang lalu, beberapa orang petugas bank datang menagih pembayaran cicilan kredit yang sudah tidak lagi dapat kami bayar selama tiga bulan. Indah sekali … Lima menit kami berciuman. ahhhhh ….” Keluar dari mulutku setiap kali Pak Kusrin menyodokkan kontolnya. Sejenak aku bisa melupakan semua kesulitan dan masalah yang membelit keluargaku. Pak Kusrin mempercepat gerakannya dan aku pun semakin melambung ke angkasa. Air mani saya tumpah semua di dalam memek kamu. Lidah kami bertemu dan bergelut di dalam mulutku. Sesampai di rumah aku memberika belanjaanku kepada Mak yang bingung melihat ceceran air mani di bajuku. Hal yang semula aku lakukan karena terpaksa untuk menyelamatkan martabat orang tuaku ternyata begitu nikmat. Entah siapa yang memulai, kami kemudian berpagutan.
