Mengerang panjang sambil tangannya menjambak rambutku.. Tangannya meraba tonjolan dicelanaku dan terus meremasnya seiring desahan birahinya. Bokep Pantas saja dia berani merantau keluar negeri, pikirku. “Pit.., namamu Pipit. susulin sana, bilang ada Lik Pipit gitu yah..”
Ugi pergi menyusul ibunya yang tak lain adalah kakaknya Pipit. Aku masih tertegun sambil memandangnya. Tanganku turun dan meremas pantatnya yang padat. Empat tahun lalu aku masih tinggal dikota B. Merasa tidak ada protes, langsung kukecup dan mengulum bibirnya. Akupun membalasnya dengan buas. Kamu puas Pit?”
Pipit hanya mengangguk, “Mas Wahyu.., aku seperti di luar angkasa lho Mas.. Tuh bawain air yang dikendil ke depan..,” begitu suara Bu Murni. “Eh dik Wahyu, tunggu dulu katanya Pipit mau ikut sampai terminal bis. Geli enak tentunya. Akupun akhirnya nekat memandang dia juga, dan tak terasa tanganku meraih tangan Pipit, dingin dan sedikit berkeringat. Betapa indah, betapa merah, betapa nikmatnya. Nanti kalau ada apa-apa gimana..” aku menimpalinya. Ahh.. Pipit.. Begitulah akhirnya aku dan Pipit berkenalan pertama kali. Begitulah akhirnya aku dan Pipit berkenalan pertama kali.
