kenapa melihat begitu!” pertanyaan Bik Miatun membuyarkan lamunanku“Eh.. jadi Bibik mengintip aku?” tanyaku sambil menunduk malu.Tanpa banyak bicara aku langsung pergi.“Lho.. Bokepindonesia enggak Bik..” jawabku sambil terus ngeloyor pergi.“Lho kok nggak kenapa? Aku baru sadar saat Bik Miatun menegurku,“Ayo.. Sesampai didepan kamar mandi aku mendengar ada suara air berkecipung kulihat kamar Non Kristin sedikit terbuka berarti yang mandi Non Kristin. Aku cepat-cepat pergi, sebab Non Kristin sudah selesai mandinya namun karena gugup aku langsung masuk ke kamar WC yang memang berada berdampingan dengan kamar mandi, disitu aku sembunyi sambil terus memegangi penisku yang dari tadi masih tegang.Cukup lama aku di dalam kamar WC sambil terus membayangkan yang baru saja kulihat, sambil terus merasakan nikmat aku tidak tahu kalau Bik Miatun berada didepanku. Sambil terus mengintip, tanganku juga memegangi penisku yang memang sudah tegang, kulihat Non Kristin membasuh sabun keseluruh badannya aku nggak melewatkan begitu saja sambil tanganku terus memegangi penis. Mungkin kacapekan atau memang ngantuk usai bergadang malam minggu, yang jelas pagi itu kamar Non Kristin masih terkunci dari dalam. Pertama aku kerja dan berangkat ke kota Jember tepatnya di perumahan daerah kampus. Juraganku sebut saja namanya Pak Beni, Ia Jajaran direksi Bank ternama di kota Jember, Ia mempunya dua
