Tidak ada niat sedikitpun untuk menindak lanjuti pembicaraan kami. Bokep Keterlambatanku dengan selalu menyalahkan kapitalis-kapitalis rakus itu, dimaafkannya dengan mudah. Hanya beberapa kalimat “Black Label double” pernah kuucapkan sebagai komunikasi nyata antara aku dengannya.Malam itu malam minggu. Main dobel. Setelah tarik urat syaraf sebentar karena kartu ajaibku tidak mau digesek, akhirnya aku terbebas setelah mereka mengawalku ke mesin ATM di Sarinah bawah. Itu saja. Paling tidak aku kehilangan keperjakaanku gara-gara tempat ini beberapa tahun lalu. Aku juga dapat sebenarnya. Kepalaku sudah berat bukan kepalang. Aku benar-benar tidak kuat untuk stir mobilku. Kucium bibirnya beberapa saat. Sambil dia maju-mundur, penisku seperti diremas-remas, dikocok-kocok, dipelintir-pelintir.Sepuluh menit kami berada dalam posisi seperti itu. Buah dadanya yang berukuran sedang tapi padat, kuremas-remas sambil ia terus menghisap-hisap penisku yang semakin menegang.Kuangkat kepalanya. dengan dada berukuran 34B. Aku termenung sejenak berjongkok di depan mesin ATM itu. Itu saja. kamu pernah menjadi seseorang yang sangat berarti bagiku,” ia terdiam sebentar.
